Sebagai seseorang yang menghabiskan sebagian besar hidupnya
di Yogyakarta, saya merasa menjadi manusia tanggung. Saya ingat saat pertama
kali menginjakkan kaki di Ibukota dan begitu terpesona dengan kemetropolitan
kota yang sempat menjadi tujuan karier saya.
Gedung-gedung tinggi, jalan layang yang bertingkat, pusat
perbelanjaan yang berjajar di sepanjang jalan, Tugu Monas, jalan tol yang
sangat panjang, Dunia Fantasi.. semua berba besar dan tinggi jika dibandingkan
dengan apa yang saya lihat dan kenal di kota kelahiran saya. Itu adalah saat
saya masih duduk di Sekolah Dasar.
Waktu berjalan dan saya masih jatuh cinta pada Jakarta,
hingga akhirnya datanglah cinta kedua. Saya menginjakkan kaki di Pulau Dewata
di tahun kedua masa kuliah.
Saya begitu kagum dengan Bali yang modern namun tidak
kehilangan budaya asli dan sisi tradisionalnya: canang yang diletakkan di depan
pintu masuk hotel berbintang, pria Bali yang udeng yang berbincang dengan
peselancar bule, atau suara gamelan dari Banjar dan musik dari cafe yang kadang
bersahutan di sepanjang Legian.
Mungkin sebenarnya tidak proporsional jika membandingnkan
antara Jakarta dan Bali—kota dan pulau—namun memang dua daerah inilah yang
membuat saya merasa menjadi manusia tanggung. Setelah menghabiskan waktu—sejauh
ini 30 tahun—di Jogja, saya merasa tidak benar-benar bisa membenci kehidupan
metropolitan Jakarta, atau benar-benar menyukai Bali yang selalu tersenyum saat
kita menghabisakan waktu liburan di sana.
Saya rasa memang Kota Gudeg inilah yang paling sesuai bagi
saya. Selain karena menjadi kota kelahiran, di Jogja saya masih bisa merasakan tradisi dan budaya
asli (walau tidak sekental seperti di Bali) saat berada di kawasan Keraton, serta
saya masih bisa membangun suasana liburan di pantai berpasir putih dengan berkendara
selama dua jam ke abupaten Gunungkidul. Di sisi lain, saya juga masih bisa mencicipi
sedikit bumbu metropolis Jakarta ketika nongkrong di beberapa cafe baru, atau ketika
melihat iklan pembangunan apartment dan condotel saat terjebak macet di Ringroad
Utara (dan mungkin akan segera lebih metropolis setelah beberapa mall baru mulai
beroperasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar