Ada yang bilang, sebagai pelanggan yang terhormat, jika
tidak puas dengan layanan yang diberikan, maka kita harus complain. Saya setuju
saja jika ketidakpuasan tersebut kita dapatkan saat berada di sebuah restoran.
Karena antisipasi kemacetan Jakarta, kemarin siang saya
sudah berada di dalam taksi menuju Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul
11.00. Saya tiba di bandara sekitar pukul 11.30, padahal flight masih pukul
15.00. Saya habiskan waktu hingga sekitar pukul 13.00—sambil menunggu waktu
check ini—di Dunkin Donout dengan menulis #MaretMenulis sambil sesekali menoleh
ke layar televisi yang menayangkan Viva JKT 48 di televisi.
Delay hingga pukul 16.30, ujar mbak petugas dengan ekspresi
sekenanya, mungkin sudah lelah dimaki-maki penumpang lain yang kesal karena
delay.
Tak ada gunanya kita marah-marah dan memaki ground crew saat
pesawat kita mengalami delay—mereka juga tak akan bisa berbuat apapun, bukan? Menurut
saya dari pada menghabiskan tenaga untuk marah-marah padahal kita tahu situasi
tidak akan berubah, kenapa tidak kita nikmati saja duduk tenang dan menikmati
suasana?
Mendengarkan musik dengan headset sambil mengamati
wajah-wajah penumpang lain yang juga menjadi korban delay, menjelajah semua media
sosial yang kita punya, menikmati Caffemocha panas sambil menulis, itu yang
saya lakukan untuk membunuh waktu kemarin siang. Jika itu semua tidak mempan,
mungkin berbincang dengan penumpang lain atau cari posisi pewe untuk tidur juga
bisa dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar