Sabtu, 28 Maret 2015

Menikmati Delay | #MaretMenulis 22

Ada yang bilang, sebagai pelanggan yang terhormat, jika tidak puas dengan layanan yang diberikan, maka kita harus complain. Saya setuju saja jika ketidakpuasan tersebut kita dapatkan saat berada di sebuah restoran.

Karena antisipasi kemacetan Jakarta, kemarin siang saya sudah berada di dalam taksi menuju Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 11.00. Saya tiba di bandara sekitar pukul 11.30, padahal flight masih pukul 15.00. Saya habiskan waktu hingga sekitar pukul 13.00—sambil menunggu waktu check ini—di Dunkin Donout dengan menulis #MaretMenulis sambil sesekali menoleh ke layar televisi yang menayangkan Viva JKT 48 di televisi.

Delay hingga pukul 16.30, ujar mbak petugas dengan ekspresi sekenanya, mungkin sudah lelah dimaki-maki penumpang lain yang kesal karena delay.

Tak ada gunanya kita marah-marah dan memaki ground crew saat pesawat kita mengalami delay—mereka juga tak akan bisa berbuat apapun, bukan? Menurut saya dari pada menghabiskan tenaga untuk marah-marah padahal kita tahu situasi tidak akan berubah, kenapa tidak kita nikmati saja duduk tenang dan menikmati suasana?

Mendengarkan musik dengan headset sambil mengamati wajah-wajah penumpang lain yang juga menjadi korban delay, menjelajah semua media sosial yang kita punya, menikmati Caffemocha panas sambil menulis, itu yang saya lakukan untuk membunuh waktu kemarin siang. Jika itu semua tidak mempan, mungkin berbincang dengan penumpang lain atau cari posisi pewe untuk tidur juga bisa dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar