Banyak orang
mempertanyakan, akankah Jogja tetap istimewa setelah berbagai bangunan beton
dibiarkan menjamur beberapa tahun belakangan ini. Akankah Jogja tetap berhati
nyaman, atau berhenti nyaman?
Menurut saya, sampai kapanpun Jogja akan tetap istimewa;
istimewa karena akhirnya memiliki apartment yang menjulang tinggi dan pusat
perbelanjaan super besar, istimewa karena masih memiliki Keraton dan bebrbagai
bangunan cagar budaya yang mungkin sewaktu-waktu bisa berubah menjadi hotel
berbintang, istimewa karena langitnya berhias reklame raksasa dan kabel-kabel
listrik, istimewa karena kendaraan bermotor berjejal di jalanan hingga tak ada
lagi tempat bagi sepeda dan becak, dan berbagai keistimewaan lainnya.
Istimewa?
Tulisan di atas adalah catatan kebimbangan seorang warga
Jogja dari generasi peralihan yang gembira
melihat masa depan kota kelahirannya yang metropolis, dan pada saat yang
bersamaan khawatir anak cucunya tidak akan bisa lagi menikmati tanah leluhur
mereka yang "berhati nyaman".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar