Senin, 12 Oktober 2009

skydinning dan palang kereta

kurang lebih dua minggu yang lalu, saya dan beberapa orang teman sempat mengabiskan waktu bersama di sebuah foodcourt di dekat stasiun lempuyangan. sesuai namanya, sky dinning, foodcourt ini menyediakan beberapa lantai tempat makan untuk pelanggannya, termasuk rooftop, yang selalu menjadi favorit kami untuk menghabiskan waktu. jujur saja, skydinning bukanlah tempat nongkrong yang terbaik, namun berhubung tempatnya cukup dekat dengan rumah saya, ya saya pasti selalu dengan senang hati jika ada ajakan untuk nongkrong disana.


nah, untuk anda yang belum pernah ke skydinning, gambarannya seperti ini. bangunannya sendiri tidak terlalu luas, namun terdiri dari tiga lantai dan menghadap ke barat. jadi jika anda berada di rooftop dan anda menghadap ke barat, anda akan mendapatkan view yang cukup bagus untuk melihat sunset (walaupun agak sedikit terhalang oleh jembatan layang lempuyangan yang kebetulan tingginya hampir sejajar dengan rooftop skydinning); di sebelah selatan anda akan mendapatkan pemandangan toko elektronik yang bangunannya lebih tinggi sedikit dibandingkan skydining dan kawasan bekas bioskop mataram; dan di sebelah utara, anda bisa melihat pemandangan gunung merapi (jika langit sangat cerah) dan gedung universitas dengan tulisan UKDW berwarna oranye.

yang cukup menarik adalah ketika anda menghadap ke arah utara ini, kemudian menengok sedikit ke bawah, anda akan melihat kawasan palang kereta stasiun lempuyangan bagian timur yang sekarang juga menjadi public space untuk piknik balita2 dan orangtuanya di sore hari, lengkap dengan para penjual2 jajanan, mobil2an mini, dan tukan parkir yang membantu menata motor2 para penikmat kereta api yang lalu lalang (orang tua saya juga membawa saya ke kawasan "piknik" ini ketika masih kecil dulu, hanya bedanya dulu keadaannya tidak seramai sekarang)


kembali lagi ke skydinning. ketika kami nongkrong kurang lebih dua minggu lalu ini, kami melihat pemandangan yang cukup unik di kawasan palang kereta timur ini yang memang selalu menjadi tempat kereta langsir (red. pindah jalur rel). jadi kawasan palang kereta ini memang termasuk sering sekali macet karena palang keretanya buka hanya selalu tertutup saat ada kereta dari stasiun lain melintas, namun juga ketika ada kereta langsir.
saat itu, ternyata kereta langsir di kawasan ini bukan hanya sekali, namun (jika saya tidak salah hitung) mencapai lima kali, dan ini tidak termasuk dengan kereta yang melintas dari stasiun lain. tidak terbayang betapa bosannya berada di antrean palang kereta.akibatnya?!kemacetan yang luar biasa panjang (untuk ukuran jogja) yang diikuti oleh kesemrawutan yang luar biasa saat palang kereta terbuka, dan kendaraan2 dari kedua sisi palang kereta mulai beradu ditengah2 jalur lintasan kereta.

5 komentar:

  1. Betapa telah terjadi pemborosan yang luarbiasa...masa tidak ada terobosan yang jitu untuk mengatasi kemacetan tersebut....pemerintah setempat seharusnya punya kepekaan untuk mencari jalan keluar manis untuk mengatasi menguapnya energi sia-sia akibat kemacetah konyol seperti itu he..he..he...

    BalasHapus
  2. wuah... tak kusangka hasil jepretanmu cukup jumawa mas felix. mbok jadi fotografer aja. mungkin duitnya lebih banyak lho, drpada jadi tukang parkir kereta, hehe

    BalasHapus
  3. gile. bisa sampai 5 kali?
    selama di jogja, saya paling lama berhenti di palang nungguin 2 kereta lewat..

    5 kali? huff.. membosankan pasti. :D

    BalasHapus
  4. stess langsung pasti klo ada di kerumunan itu!
    ngabisin bensin, polusi, panas.. kita aja yg diatas capek ngliatinnya, apalagi yg dibawah sana

    BalasHapus
  5. hmmm.. ato mungkin harus bikin 1 jembatan lagi biar ga macet

    BalasHapus