Entah sudah berapa orang yang berkomentar tentang tato yang
saya miliki. Tato aksara Jawa di lengan kanan yang sebenarnya adalah nama lahir
saya selalu saja dibaca ha-na-ca-ra-ka—entah dengan maksud bercanda atau
menyinggung—dan tato di lengan kiri saya yang merupakan penggalan dari ayat
kitab Ayub 37, selalu dikomentari mirip cetakan koran atau berita kehilangan.
Kadang memang terlintas, apa perlu menutup tato tersebut
dengan tato lain yang lebih keren agar tidak banyak dikomentari; namun setelah
dipikir lagi, rasanya itu tidak akan ada gunanya. Orang-orang pasti akan selalu
punya komentar tentang apapun yang kita lakukan.
---
Tulisan pendek ini bisa jadi sebuah tulisan keputusasaan karena
di hari ke 17 #MaretMenulis, baru ada 13 tulisan yang muncul di blog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar